Sumber Aneka Karya Abadi - Your trusted partner for laboratory instrument

Search
Cooled Incubator untuk Laboratorium

Cooled Incubator untuk Laboratorium

Thursday, 07 September 2023

Laboratorium mungkin memerlukan rentang suhu dari suhu kamar hingga suhu di bawah nol untuk aplikasi mikrobiologi. Pada umumnya memang inkubator mikrobiologi memiliki suhu normal yaitu 37 ºC. Namun, terdapat inkubator yang memiliki  aplikasi yang membutuhkan pengaturan suhu di bawah atau di atas suhu ruang dan umumnya digunakan untuk menginkubasi sampel uji yang membutuhkan suhu rendah bahkan mencapai suhu minus derajat celcius, yang dinamakan cooled incubator. Lalu, apa saja fungsi dan teknologi yang terdapat pada alat tersebut? Selengkapnya akan dibahas pada artikel ini.

Inkubator adalah perangkat yang berfungsi sebagai lingkungan yang terkendali untuk merawat, memelihara, dan memelihara kultur mikroba prematur atau kultur sel. Inkubator juga merupakan perangkat yang digunakan untuk menampung dan merawat organisme hidup prematur. Sebagai tempat perawatan untuk kultur mikroba, kultur sel atau organisme hidup, inkubator membutuhkan ruang untuk menampung organisme tersebut dengan kisaran suhu +5°C hingga +100°C, meskipun suhu pembiakan biasanya tidak melewati 40°C. Konveksi alami (natural convection) merupakan pilihan yang lebih cocok untuk inkubator mikrobiologi. Higienitas menjadi persyaratan penting dalam penggunaan inkubator.

Ketika suhu sekitar (suhu ambien) tinggi, namun aplikasi tertentu membutuhkan suhu rendah,  maka solusinya adalah inkubator berpendingin. Inkubator berpendingin biasanya digunakan untuk menangani masalah makanan seperti penyimpanan dan uji umur simpan. Berikut fungsi dari cooled incubator yang dapat diaplikasikan di laboratorium, yaitu:

  1. Uji mikrobiologi; inkubasi yang dilakukan pada suhu dibawah dan diatas suhu ruang

  2. Virologi, toksikologi, uji crystallography protein

  3. Uji stabilitas produk minuman bir

  4. Uji umur simpan produk susu

  5. Pengeringan sampel atau produk

  6. Penyimpanan atau storage produk

Untuk memilih teknologi cooled incubator yang tepat untuk digunakan sebaiknya dilihat dari aplikasi yang digunakan. Teknologi alat ini dibagi menjadi dua yaitu teknologi compresssor dan teknologi peltier, dimana keduanya memiliki keunggulannya masing-masing.

 

A. Teknologi Peltier

Perangkat teknologi peltier dibuat lebih ringkas karena tidak diperlukan ruang instalasi tambahan untuk mesin pendingin. Perawatan yang dibutuhkan lebih mudah karena jumlah komponen mekanis yang sedikit, seperti pompa, filter, dan pemipaan. Perangkat teknologi peltier dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. 

 Gambar 1. Perangkat Teknologi Peltier pada Cooled Incubator

Selain itu, perangkat teknologi peltier beroperasi tanpa getaran dan tanpa suara karena pengoperasian kipas yang dapat dikontrol kecepatannya. Teknologi peltier juga tidak menggunakan zat pendingin dan ramah terhadap lingkungan. Elemen peltier juga digunakan untuk pemanasan, sehingga tidak dibutuhkan sumber panas terpisah dari kabinet elemen pendingin. Selanjutnya, siklus suhu dapat dijalankan dengan unit pemanas-pendingin yang sama. Konsumsi energi yang dikonsumsi pada teknologi pelter sangat rendah dan ramah lingkungan karena tidak menimbulkan getaran dan suara, namun hanya dapat digunakan untuk mengatur suhu diatas 0°C dan tidak mencapai suhu 70°C.

B. Teknologi Compressor

Teknologi compressor dapat menghasilkan getaran dan suara dan perangkat mesinnya diletakkan pada ruang/bagian terpisah dari chamber inkubator berpendingin sehingga ukuran  cooled incubator dengan teknologi compressor umumnya berukuran lebih besar dibandingkan dengan cooled incubator dengan teknologi peltier.  Untuk range suhu yang dapat diatur, teknologi compressor dapat menjangkau atau mengatur suhu di bawah dan di atas 0°C, namun teknologi compressor mengonsumsi energi yang cukup besar dibandingkan dengan teknologi peltier. Teknologi compressor suhu nya dapat diatur dari suhu -12°C sampai +70°C. Perbandingan konsumsi teknologi compressor dan teknologi peltier dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Perbandingan Konsumsi Energi Teknologi Compressor dengan Teknologi Peltier

 

Lalu, bagaimana cara memilih cooled incubator yang tepat bagi laboratorium?

  1. Pilihlah cooled incubator dengan range suhu yang sesuai peruntukannya atau aplikasinya. Misalkan, aplikasi dengan penggunaan cooled incubator membutuhkan penerapan suhu dibawah 0°C, maka cooled incubator dengan teknologi compressor merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan pada aplikasi tersebut.

  2. Pilihlah cooled incubator dengan konsumsi daya yang sesuai dengan kemampuan laboratorium.

  3. Pilihlah cooled incubator dengan teknologi peltier, apabila peruntukkannya untuk sampel yang sensitif terhadap getaran dan suara.

  4. Pilihlah cooled incubator dengan ukuran yang disesuaikan dengan tempat peletakannya di laboratorium. Perlu diperhatikan bahwa umumnya cooled incubator dengan teknologi compressor memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cooled incubator dengan teknologi peltier.

 
 
Referensi:

Memmert. 2021. Temperature control units with Peltier or Compressor technology. Memmert GmbH + Co. KG.

Memmert. 2021. Incubators. Memmert GmbH + Co. KG

Previous Article

Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) dalam Limbah Cair Industri Tekstil

Tuesday, 05 September 2023
VIEW DETAILS

Next Article

Moisture Analyzer untuk Pakan Ternak

Monday, 11 September 2023
VIEW DETAILS