Sumber Aneka Karya Abadi - Your trusted partner for laboratory instrument

Search
Moisture Analyzer untuk Pakan Ternak

Moisture Analyzer untuk Pakan Ternak

Monday, 11 September 2023

Kelembaban adalah salah satu hal penting dalam industri pakan ternak yang dapat meningkatkan efisiensi dan nilai produksi atau kualitas pakan. Kelembaban pakan ternak yang optimal dapat mengurangi konsumsi energi pabrik, mencegah kehilangan material, dan mempertahankan masa pakai peralatan sekaligus meningkatkan pengeluaran. Mengoptimalkan kelembaban pakan memungkinkan produsen membuat lebih banyak pakan berkualitas lebih tinggi dengan harga yang lebih murah. Oleh karena itu, dalam industri pakan ternak perlu dilakukan kontrol terhadap kelembaban. Kontrol terhadap kelembaban pakan ternak dapat dilakukan berdasarkan AOAC 930.15-1930 (1999) dengan menggunakan moisture analyzer.

Kadar air pakan hanya menggambarkan berapa banyak air dalam produk. Aktivitas air menjelaskan berapa banyak air yang bebas dan oleh karena itu tersedia bagi mikroorganisme untuk pertumbuhan. Seperti yang diketahui oleh pelaku industri pakan ternak bahwa manajemen kelembaban dalam pakan merupakan kunci dari segi ekonomi dan kualitas pakan. Pengontrolan pakan yang tepat dapat membantu pemasakan dan pengkondisian, juga memberikan efisiensi mesin yang lebih baik (hasil yang lebih tinggi dengan konsumsi energi yang lebih rendah), kualitas pelet, dan nilai pakan (nilai gizi yang ditingkatkan). Berikut adalah cara kelembaban mempengaruhi proses pemasakan pakan:

  1. Efek Operasional

Dalam beberapa langkah pemrosesan, kelembapan pada tingkat tertentu diperlukan agar langkah pemrosesan spesifik tersebut bekerja dengan cara yang benar.

  1. Efek Nutrisi

Kelembaban memainkan peran yang sangat penting untuk berbagai perubahan kimia pakan yang terjadi selama pemrosesan pakan, misalnya pada gelatinisasi pati. Kelembaban optimal ~12% pada tingkat mixer akan membantu mencapai gelatinisasi pati yang lebih tinggi pada tingkat conditioner. Proses ini dapat ditekankan dengan penggunaan produk berbasis surfaktan di dalam mixer. Pada tingkat cetakan pelet, dengan mempertahankan tingkat kelembaban yang optimal maka akan mencegah hilangnya nutrisi yang disebabkan oleh banyaknya gesekan pada saat memasuki pellet die. Selain itu, pengelolaan kelembapan yang lebih baik selama pemrosesan pakan dapat membantu memperpanjang umur rol dan cetakan pelet.

  1. Efek Ekonomi

Produk pakan dijual berdasarkan berat. Memproduksi produk pakan dengan kadar air yang tinggi dapat menyebabkan secara aktif mempengaruhi kualitas dan nutrisi yang mengarah pada pertumbuhan jamur dan masalah terkait kelembaban lainnya. Pada saat yang sama, menjual produk pakan dengan kadar air lebih rendah dari yang diperlukan berarti pelaku industri akan kehilangan pendapatan akibat penurunan berat badan yang tidak perlu.

  1. Hasil yang lebih baik

Hasil produksi yang lebih tinggi berarti pemanfaatan kapasitas pabrik yang lebih baik. Pemanfaatan kapasitas yang lebih baik membantu mengurangi permintaan tekanan pasokan untuk pabrik pakan dan mengurangi biaya kapasitas yang tidak produktif.

  1. Indeks Daya Tahan Pellet (IDP) Lebih Tinggi

Indeks Daya Tahan Pelet (IDP) digunakan untuk kualitas pelet. Kelembaban optimal selama pemrosesan menghasilkan IDP yang lebih baik, dimana hal ini berhubungan langsung dengan pertambahan berat badan pada ayam pedaging (broilers). 

  1. Fines lebih rendah

Manajemen kelembaban yang lebih baik selama pemrosesan juga berdampak pada fines. Fines adalah “partikel pakan yang lebih halus” yang tidak dapat diubah menjadi pelet dan harus diproses ulang. Pemrosesan ulang tidak hanya melibatkan biaya tetapi juga memiliki efek merugikan pada unsur hara mikro.

  1. Tren kelembaban

Mencapai kelembaban standar pakan akhir penting tetapi juga penting untuk mempertahankan tren kelembaban standar selama berbagai langkah pengolahan pakan. Kecenderungan tersebut berdampak pada efisiensi pabrik pakan secara keseluruhan serta kualitas pakan akhir.

Kelembaban memiliki peran kunci dalam penggilingan pakan yang harus diukur, dianalisis, dan dikendalikan di berbagai titik kritis di dalam pabrik pakan.  Pengontrolan kadar kelembaban dapat diuji salah satunya dengan menggunakan metode susut pengeringan (loss-on-drying/LOD). Alat yang digunakan untuk melakukan metode LOD tersebut yaitu moisture analyzer.  Moisture analyzer memiliki prinsip kerja berdasarkan prinsip termogravimetri dimana sampel ditimbang dan dipanaskan dengan lampu halogen (radiasi infra merah). Penurunan berat dicatat terus menerus dan pengeringan selesai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kadar air dihitung secara otomatis dari selisih berat. Pengeringan dengan lampu sorot halogen merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode pengeringan infra merah.
 
Selama proses pengeringan dalam moisture analyzer halogen, sampel menyerap radiasi infra merah dari lampu halogen. Radiasi menembus sebagian besar sampel dan diubah menjadi energi panas. Dengan cara ini, sampel dipanaskan dengan sangat cepat. Bagian yang rendah dari radiasi dipantulkan oleh sampel atau melewati yang terakhir. Jumlah radiasi yang dipantulkan sebagian besar bergantung pada fakta apakah itu sampel terang atau gelap. Bagaimanapun, suhu pengeringan yang sedikit lebih rendah harus dipilih untuk bahan yang lebih gelap daripada sampel yang lebih terang. Kedalaman penetrasi radiasi IR tergantung pada permeabilitas sampel. Pada permeabilitas yang lebih rendah, radiasi IR hanya menembus lapisan atas. Dengan demikian konduktivitas panas dari zat tersebut sangat menentukan untuk pengangkutan panas lebih lanjut ke lapisan yang lebih dalam. Semakin tinggi konduktivitas panas, semakin cepat dan homogen sampel dipanaskan.
 
Radiasi infra merah adalah bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik. Radiasi panas yang tak terlihat ini terjadi pada ujung gelombang panjang dari spektrum optik ( yaitu mengikuti cahaya merah) radiasi infra merah tunduk pada hukum optik dan dapat digabungkan, misalnya melalui cermin cekung.
 
Kualitas hasil pengukuran pada moisture analyzer sangat bergantung pada penyiapan sampel yang optimal dan pemilihan parameter pengukuran utama yang tepat seperti: ukuran sampel, suhu pengeringan,  dan lama pengeringan.
1. Ukuran sampel: Semakin tidak homogen sampel, semakin besar jumlah sampel yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang dapat direproduksi. Jumlah sampel praktis biasanya sekitar 5 sampai 15 gr (tinggi 2 hingga 5 mm). Jika tidak homogen maka yang terjadi adalah pengeringan tidak sempurna, waktu pengukuran lebih lama, dapat terjadi kerak, gosong, dan hasil pengukuran yang tidak dapat direproduksi.

 

'Gambar 1. Contoh Preparasi Sampel pada Moisture Analyzer

2. Suhu Pengeringan dan Lama Pengeringan: suhu pengeringan dan waktu pengeringan yang optimal bergantung pada jenis dan ukuran sampel serta keakuratan hasil pengukuran yang diperlukan. Keduanya hanya dapat ditentukan dengan eksperimen.

Alat moisture analyzer halogen menawarkan alternatif yang jauh lebih cepat daripada metode LOD konvensional. Keuntungan penting lainnya dari moisture analyzer halogen adalah mudah dioperasikan, dan memberikan pengukuran langsung tanpa perhitungan yang diperlukan. Hal ini membuat moisture analyzer halogen sangat cocok untuk melakukan pengukuran yang andal baik di lingkungan laboratorium maupun di lini produksi.

Gambar 2. Contoh Alat Moisture Analyzer Halogen

 

Referensi:

AOAC 930.15-1930(1999): Loss on drying (Moisture) for feeds. AOAC: Washington DC.

Kemin, Prince N. 2017. Impact of Moisture on Various Dimensions of Feed Processing.  Benisonmedia: India.
 
Richimachinery. The Importance Of Moisture Control In Animal Feed Production Process. Richimachinery: China.
 
 
 
 

Previous Article

Cooled Incubator untuk Laboratorium

Thursday, 07 September 2023
VIEW DETAILS

Next Article

Cara Uji Kadar Air pada Pulp dan Kayu dengan Metode Pemanasan Dalam Oven Berdasarkan SNI

Tuesday, 12 September 2023
VIEW DETAILS